Akhirnya Prof Chan mengeluarkan hasil penelitian yang direbut dari David. Angel yang sudah pernah membaca skripsi David dan pernah melihat demo penelitian yang ditunjukkan David melapor ke polisi. Dia menyerahkan semua bukti yang dikumpulkannya. Polisi pun melakukan investigasi ulang.
Ketika Prof Chan mulai menikmati hasil dari kelicikannya, tiba-tiba polisi menangkapnya. Dia tak bisa mengelak dari berbagai tuduhan.Merasa pernah membaca tulisan ini? Ini adalah kutipan akhir cerpen yang dibuat oleh Agnes Davonar, seorang pengarang novel, sebagai bentuk dukungan atas dilakukannya investigasi pada kasus David.
Angel lega karena perkenalannya dengan David adalah sebuah pesan takdir nyata untuk membela masa depan David yang telah hilang. Kini semuanya bisa tenang. Angel pun bisa tenang melepas kepergian sahabatnya.
Sayangnya -entah sengaja ataupun tidak- ada orang yang menyebarkannya lewat email dan milis, namun tidak menyertakan baris terakhir yang ditulis Agnes di blognya, bahwa kisah ini murni fiktif belaka. Karena itu saya hanya ingin membantu meluruskan kesalahpahaman ini.
Kasus ini benar-benar masih gelap! Tanggal 2 ini polisi Singapura akan mengeluarkan Autopsy Report David, kita tunggu saja
Berikut ini klarifikasi dari Agnes Davonar mengenai cerita Angel:
Sebelumnya saya sampaikan terlebih dahulu kepada sahabat-sahabat sekalian yang sudah membaca kisah pesan terakhir, awalnya tujuan saya membuat cerita ini hanya mencoba untuk menggambarkan keadaan dengan tujuan mendukung Polisi menuntas tuntas kematian david.
Saya tidak ada maksud apapun untuk memanfaatkan situasi keadaan david untuk keuntungan tenar semata, saya bahkan tidak pernah berpikir membuat kisah ini menjadi keuntungan pribadi saya. Yang pasti saya mendukung penuntasakan kasus david hingga tuntas. tulisan cerpen saya semata-mata untuk membuka kisah fiksi yang saya harap bisa sedikit memberikan gambaran apa yang saya pikir sebagai naluri saya sebagai penulis.
Saya berduka cita atas kematian david, tapi sekali saya tegaskan cerpen ini adalah bentuk dukungan saya kepada David. itu saya buktikan dengan kisah ending dimana david terbukti tidak bersalah, bukan mengambil keuntungan populitas semata, saya sudah berkarier di dunia sastra 2 tahun lamanya, tidak mungkin saya mencari ketenaran dengan cara seperti yang dipikir teman-teman.Kalau masuknya kisah saya ke Kompas.com itu tanpa sepengetahuan saya, memang ada wartawan yang meminta kisah itu dipinjam sebagai bentuk dukungan kepada David lewat koran tribun batam..
Jadi sekali lagi saya tegaskan
Saya tidak mencari populitas dan meminta maaf sebesar-besarnya kepada pihak yang merasa dikecewakan oleh tulisan saya..
Seratus persen saya mendukung kasus David dituntaskan.
Sekali ini kisah itu adalah fiksi.. fiksi semata.
Kalau memang tulisan ini harus dihapus dengan berbesar hati saya akan menghapusnya
Salam semua
notes: Cerpen mengenai David telah dihapus dari blognya sebagai bentuk tanggung jawab.
4 komentar:
Cerita ini jelas-jelas mengaburkan batas antara fiksi dan fakta. Penulis mencantumkan kalau ini fiksi, namun penulis menggunakan nama-nama pelaku asli dan setting yang asli. Karena kasus David belum clear, cerita ini kemungkinan besar (dan sudah) memicu opini yang ngawur. Penulis tidak memiliki maksud apapun? Pengendara motor yang ngebut juga tidak memiliki maksud apapun selain sekedar hobi ngebut. Jika ada orang tertabrak, apakah layak kalau dia hanya berkata: “saya tidak punya niat menabrak, saya hanya sekedar ngebut”???
Saran saya, hati-hati dengan cerita dari Agnes Davonar...
baru mo klarifikasi....taunya sudah diupdate disini...
btw kalo bener2 david itu dibunuh oleh mentornya..semoga saja keadilan masih ada dimuka bumi ini dan bukan hanya jadi unsolved mystery...
saya gak ngerti dgn agnes Davonar..kenapa suka bgt mendramatisir suatu kejadian yg akhirnya malah menimbulkan isu yg berkepanjangan di masyarakat (masih ingat kan dgn lagu hantu)
tolong deh agnes..kalau ngaku penulis cari background lain yg lebih kreatif. apa gak kasihan dgn keluarga david kalau mereka membaca cerpen fiktif anda???
Ini terasa sekali fiksinya. Harap jangan disebarkan lebih jauh lagi.
Salam kenal,
Lex dePraxis
Romantic Renaissance
Posting Komentar